Pengertian ILMU dan ILMU PENGETAHUAN
Dalam Webster’s New Collegiate Dictionary, tertulis dua istilah: "knowledge (ilmu)" dan "Science (ilmu pengetahuan)".
Knowledge diartikan:
- the fact or condition of knowing something with familiarity gained through experience or association
- the fact or condition of being aware of something
- the fact or condition of having information or being learned
- the sum of what is know the body of truth, information, and principles acquired by mankind.
- possession of knowledge as distinguished from ignorance or misunderstanding; knowledge attain through study or practice
- a department of systematized knowledge as object of study [the science of technology]
- knowledge covering general truths or he operation of general laws esp. As obtained and tested - through scientific method; such knowledge concerned with the physical world and phenomena [natural Science)
- a system or method based of purporting to be based on scientific priciples
Knowledge, menjelaskan tentang adanya sesuatu hal yang diperoleh secara biasa atau sehari-hari [regulary] melalui pengalaman kesadaran, informasi.
Sedangkan Science didalamnya terkandung adanya pengetahuan yang pasti, lebih praktis, sistematik, metodik, ilmiah dan mencakup kebenaran umum mengenai obyek studi yang lebih bersifat fisis [natural].
Jadi, “knowledge” dapat dipahami sebagai pengetahuan yang mempunyai cakupan lebih luas dan umum, sedangkan “science” dapat dipahami sebagi ilmu yang mempunyai cakupan yang lebih sempit dan khusus dalam arti metodis, sistematis, dan ilmiah.
Jika ilmu dipilih sebagai nama dikhawatirkan bisa terjebak pada sekitar pengetahuan yang fisis, dan arena itu praktis, pragmatis dan positivistis. Padahal realitas yang harus diketahuai adalah bukan saja yang demikian itu, melainkan juga meliputi”pengetahuan” yang non-fisis, kualitatif, dan spekulatif. “Ilmu” membentuk daya intelegensia yang melahirkan adanya skill atau keterampilan yang bisa mengonsumsi masalah-masalah atau kebutuhan keseharian.
Sedangkan “pengetahuan” membentuk daya moralitas keilmuan yang kemudian melahirkan tingkah laku dan perbuatan yang berkaitan dengan masalah-masalah yang tercakup di dalam tujuan akhir kehidupan. Maka secara filosofis, tidaklah berlebihan jika dipilih nama” ilmu-pengetahuan”
Ilmu pengetahuan diharapkan dapat membuka pandangan dan wawasan yang luas, dalam, arti tidak terbatas hanya kepada obyek-obyek yang ada diluar diri manusia, yaitu kenyataan obyektif, atau hal-hal yang bersifat empiric dan positif saja. Melainkan dapat membentuk kesadaran dan sikap ilmiah [scientific attitude].
Ilmu pengetahuan diharapkan dapat membuka pandangan dan wawasan yang luas, dalam, arti tidak terbatas hanya kepada obyek-obyek yang ada diluar diri manusia, yaitu kenyataan obyektif, atau hal-hal yang bersifat empiric dan positif saja. Melainkan dapat membentuk kesadaran dan sikap ilmiah [scientific attitude].
Sumber:
Suhartono, Suparlan. 2005. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Ar. Ruzz.
Suhartono, Suparlan. 2005. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Ar. Ruzz.