Naskah Drama (Lima Pemain): Transkrip Percakapan Ketika Asrul Menolong Udin dari Tuntutan Ganti Rugi Warga (PPT Jilid 6)
Naskah Drama (Lima Pemain): Transkrip Percakapan Ketika Asrul Menolong Udin dari Tuntutan Ganti Rugi Warga (PPT Jilid 6)--
Di sinetron Ramadan "Para Pencari Tuhan", Asrul dan Udin memang dua sahabat yang sehati. Mereka kerap berselisih namun keduanya saling membutuhkan. Kali ini, untuk kesekian kalinya, Asrul menolong Udin menyelesaikan konflik dengan warga yang datang menuntut ganti rugi atas janji yang Udin berikan kepada mereka, pinjaman modal. Naskah ini bisa kita mainkan di kelas dengan 5 (lima) orang pemain. Masing-masing memainkan tokoh Asrul, Udin,dan tiga orang warga. Dalam sebuah lakon, tokoh figuran sering tak memiliki nama sehingga dalam adegan ini ketiga warga diberi nama Warga 1, Warga 2, dan Warga 3.
Setting: Teras rumah Udin. Saat itu, Udin sedang berdiri berhadapan dengan ketiga warga. Asrul belum datang.
Ditranskripsikan dari PPT 6 Episode 17 Agustus 2012 (28 Ramadan 1433 H).
Sumber foto: Google
Di sinetron Ramadan "Para Pencari Tuhan", Asrul dan Udin memang dua sahabat yang sehati. Mereka kerap berselisih namun keduanya saling membutuhkan. Kali ini, untuk kesekian kalinya, Asrul menolong Udin menyelesaikan konflik dengan warga yang datang menuntut ganti rugi atas janji yang Udin berikan kepada mereka, pinjaman modal. Naskah ini bisa kita mainkan di kelas dengan 5 (lima) orang pemain. Masing-masing memainkan tokoh Asrul, Udin,dan tiga orang warga. Dalam sebuah lakon, tokoh figuran sering tak memiliki nama sehingga dalam adegan ini ketiga warga diberi nama Warga 1, Warga 2, dan Warga 3.
Setting: Teras rumah Udin. Saat itu, Udin sedang berdiri berhadapan dengan ketiga warga. Asrul belum datang.
- Warga 1: "Din, lo harus tanggung jawab dong, Din."
- Udin: "Yang paling bertanggung jawab adalah org yg nyolong duit gua. Knp lu nyalahin gua?"
Warga 2: "Karena lo nggak jadi kasih kita modal." - Udin: "Kan gua kemalingan. Salah gua di mana?"
- Warga 3: "Kesalahan lu udah ngancurin peluang bisnis gue. Abisnya, gue sekarang udah buka usaha pengolahan minyak kelapa buat ngelayanin warung nasi."
- Udin: "Gimana bisa minjamin modal buat elu kalau duitnya nggak ada?"
- Warga 1: "Nah, gimana kita mau dagang kalau modalnya kagak ada."
- Warga 2: "Dan elu yg janjiin modal itu, Din."
- Udin: "Terus lu maunya apa?"
- Warga 3: "Ganti rugi, dong. Seharusnya kita punya keuntungan minimal Rp200ribu per hari. Sekarang, semuanya buyar."
- Asrul: (Datang) "Hei, ada apa ini ribut-ribut?"
- Warga 1: "Begini Bang Asrul, kita bertiga lagi minta pertanggungjawaban si Udin. Karena dia batal ngasih kita modal."
- Asrul: (Manggut-manggut. Si Udin jadi serba salah) "Apa kerugian kalian?"
- Warga 2: "Peluang usaha, Srul. Keuntungan kita, Rp200ribu per hari."
- Asrul: "Hm, iya. Betul, betul. Berarti si Udin harus bayar sama kalian."
- Udin: (Terkejut)
- Warga 3: "Tuh, apa gue bilang?"
- Udin: "Lu ikut gila, Srul? Kalau pengen jadi Abunawas, mancungin dulu hidung lu."
- Asrul: "Apa yg sdh kaujanjikan sama mereka, he?"
- Udin: "Modal!"
- Asrul: "Dengan uang itu? Uang yg seharusnya tidak halal yg kaupakai utk apapun? Bahkan untuk menolong fakir miskin yang kelaparan? Iya? Hah?"
(Udin diam dengan rasa bersalah) "Oke, kalau begitu. Terkadang kita memang melakukan kebodohan. Dari modal yang kaupinjamkan itu, apa yang kaudapat?" - Udin: "Ya, bagi keuntungan, lah!"
- Asrul: "Berapa?"
- Udin: "Fifty-fifty!"
- Asrul: "Pakai bahasa Indonesia!!"
- Udin: "Limapuluh-limapuluh."
- Asrul: "Tapi sekarang, kau tak mendapatkan pembagian keuntungan itu?"
- Udin: "Kan proyeknya batal?"
- Asrul: "Itu namanya kau rugi, sama juga dengan mereka."
(Ketiga warga terkejut) - Asrul: "Heh, kalian berikan pembagian keuntungan itu sama si Udin. Begitu juga sebaliknya. Ayo, cepat, cepat, cepat."
(Ketiga warga kebingungan dan saling pandang) "Ayo bayar sini. Cepat kalian bayar setelah itu pergi dari sini. Ayo, cepatlah." - Warga 1: "Bayar pakai apa Bang Haji?" (Kata sapaan yang digunakan mulai berubah) "Kan proyeknya belum sempat jalan?"
- Asrul: "Proyek belum jalan, keringat belum kering, modal juga belum ada, terus minta ganti rugi? Ha, itu namanya, kalian itu menuntut bayar dengan impian-impian kalian."
- Warga 3: "Terus gimana dong. Kita sudah telanjur mimpi muluk-muluk."
- Asrul: "Oh, kalau begitu biar awak bangunkan mimpi kalian ini, ha?"
(Mengambil bilah kayu setengah meter yang tergeletak di pot bunga, lalu memukul-mukulkan ke telapak tangannya. Ketiga warga apes itu, saling pandang lantas lari lintang-pukang meninggalkan teras rumah si Udin)
"Hei, hei. Kembali kau balik. Hei, balik ke sini. Balik ke sini."
(Kini tinggal si Udin sendiri yang berhadapan dengan bilah kayu si Asrul)
Ditranskripsikan dari PPT 6 Episode 17 Agustus 2012 (28 Ramadan 1433 H).
Sumber foto: Google