Mengapa Karya Sastra Klasik Tidak Sama dengan Karya Sastra Modern?
Mengapa Karya Sastra Klasik Tidak Sama dengan Karya Sastra Modern?-- Setiap periode atau angkatan dalam kesastraan termasuk Indonesia mempunyai ciri-ciri yang membedakan satu sama lain. Mengapa harus ada perbedaan? Tentu, hal ini disebabkan oleh berkembangnya zaman sehingga mengubah pola pikir dan latar sosial/ budaya masyarakatnya. Pada gilirannya, mengubah pula karakteristik sastra. Untuk lebioh jelasnya bisa disimak melalui perbedaan ciri sastra klasik dan sastra modern berikut.
Secara umum, sastra klasik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Secara umum, sastra modern memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Sastra modern sendiri dibagi lagi menjadi beberapa periode atau kita biasa menyebutnya dengan angkatan, antara lain: Angkatan ‘20 (Angkatan Balai Pustaka), Angkatan ‘30 (Angkatan Pujangga Baru), Angkatan ’45, Angkatan ’66.
.
Secara umum, sastra klasik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Penyebarannya dilakukan secara lisan (oral), dari mulut ke mulut.
- Pengembangannya statis, perlahan-lahan, serta terbatas kepada kelompok-kelompok tertentu.
- Pengarang umumnya tidak diketahui (anonim).
- Berkembang dalam banyak versi akibat cara penyebarannya yang disampaikan secara lisan.
- Ditandai ungkapan-ungkapan klise (formulazired). Misalnya, menggambarkan kecantikan seorang putri dengan ungkapan seperti bulan empat belas, menggambarkan kemarahan seorang tokoh dengan ungkapan seperti ulat berbelit-belit.
- Berfungsi kolektif yaitu sebagai media pendidikan, pelipur lara, protes sosial, dan proyeksi keinginan terpendam.
- Bersifat prologis, yakni mempunyai lokasi tersendiri yang tidak sesuai dengan logika umum.
- Merupakan milik bersama dari kolektif tertentu.
Secara umum, sastra modern memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Penyebarannya dilakukan baik secara lisan maupun tertulis.
- Pengembangannya dinamis, cepat, serta tak terbatas kepada kelompok-kelompok tertentu.
- Pengarang umumnya diketahui.
- Berkembang dinamis sesuai kemajuan teknologi (media kertas maupun elektronik/ internet)
- Ditandai ungkapan-ungkapan baru.
- Merupakan milik individu (penulis).
- Gaya bahasa bebas
- Mengemukakan kehidupan yang absurd atau mustahil
Sastra modern sendiri dibagi lagi menjadi beberapa periode atau kita biasa menyebutnya dengan angkatan, antara lain: Angkatan ‘20 (Angkatan Balai Pustaka), Angkatan ‘30 (Angkatan Pujangga Baru), Angkatan ’45, Angkatan ’66.
.