Putri Junjung Buih dan Kaitannya dengan Batung Batulis dan Pambalah Batung
Putri Junjung Buih dan Kaitannya dengan Batung Batulis dan Pambalah Batung-- Lanjutan sebelumnya.....
Batung Batulis
Wikipedia menerangkan, Puteri Junjung Buih sebagai seorang Raja Puteri dari Kerajaan Negara Dipa berasal dari unsur etnis pribumi Kalimantan. Kerajaan-kerajaan di Kalimantan biasanya mengaku sebagai keturunan dari puteri pribumi ini. Puteri Junjung Buih merupakan anak dari Ngabehi Hileer dan anak angkat Lambung Mangkurat. Pernikahan dengan Pangeran Suryanata, dari Majapahit ,menurunkan raja-raja dari Kerajaan Negara Dipa, Kerajaan Negara Daha, hingga Kesultanan Banjar dan Kesultanan Kotawaringin.
Ketokohan Putri Junjung Buih tidak hanya di Kalimantan Selatan. Menurut mitologi rakyat pesisir Kalimantan, seorang raja haruslah keturunan raja puteri ini sehingga raja-raja Kalimantan mengaku sebagai keturunan Puteri Junjung Buih. Beberapa kerajaan di Kalimantan Barat juga mengaku sebagai keturunan Puteri Junjung Buih. Dalam tradisi Kerajaan Kutai, Putri Junjung Buih/ Putri Junjung Buyah merupakan isteri kedua dari Aji Batara Agung Dewa Sakti Raja Kutai Kartanegara.
Penamaan tempat yang ada kaitannya dengan Putri Junjung Buih adalah Batung Batulis dan Pembalah Batung. Diceritakan oleh Rustam Effendi (2011) bahwa ketika Lambung Mangkurat mengajak Putri Junjung Buih untuk naik ke darat, sang putri menolak. Ia lebih dahulu minta dibangunkan balai (rumah suci) yang terbuat dari batung batulis (bertulis). Maka Lambung Mangkurat beserta rakyat mengerahkan tenaga untuk mencari pohon batung batulis tersebut. Ternyata adanya di hutan gunung Batu Piring Balangan. Tetapi pohon itu dijaga oleh dua orang raksasa yang ganas.
Lambung Mangkurat menugaskan Patih Pembalah Batung, seorang yang sakti dan berani untuk mengatasinya. Maka sang patih ini pun berkelahi dan akhirnya berhasil mengalahkan kedua raksasa untuk selanjutnya membawa batung batulis ke Kuripan ibukota Negaradipa guna membangun rumah suci bagi putri Junjung Buih. Untuk mengenang peristiwa ini, belakangan dibangun hotel di Banjarmasin dan Banjarbaru dengan nama Hotel Batung Batulis, dan di Amuntai, ibukota Kabupaten Hulu Sungai Utara diabadikan menjadi nama RSUD Pembalah Batung.
Selesai
Baca lebih jelas di buku "Tokoh Banjar dalam Sejarah (Antara Legenda dan Kisah Nyata)" Oleh: Ahmad Barjie B. CV Rahmat Hafiz Al Mubaraq, Banjarmasin. Tahun 2013
Batung Batulis
Wikipedia menerangkan, Puteri Junjung Buih sebagai seorang Raja Puteri dari Kerajaan Negara Dipa berasal dari unsur etnis pribumi Kalimantan. Kerajaan-kerajaan di Kalimantan biasanya mengaku sebagai keturunan dari puteri pribumi ini. Puteri Junjung Buih merupakan anak dari Ngabehi Hileer dan anak angkat Lambung Mangkurat. Pernikahan dengan Pangeran Suryanata, dari Majapahit ,menurunkan raja-raja dari Kerajaan Negara Dipa, Kerajaan Negara Daha, hingga Kesultanan Banjar dan Kesultanan Kotawaringin.
Ketokohan Putri Junjung Buih tidak hanya di Kalimantan Selatan. Menurut mitologi rakyat pesisir Kalimantan, seorang raja haruslah keturunan raja puteri ini sehingga raja-raja Kalimantan mengaku sebagai keturunan Puteri Junjung Buih. Beberapa kerajaan di Kalimantan Barat juga mengaku sebagai keturunan Puteri Junjung Buih. Dalam tradisi Kerajaan Kutai, Putri Junjung Buih/ Putri Junjung Buyah merupakan isteri kedua dari Aji Batara Agung Dewa Sakti Raja Kutai Kartanegara.
Penamaan tempat yang ada kaitannya dengan Putri Junjung Buih adalah Batung Batulis dan Pembalah Batung. Diceritakan oleh Rustam Effendi (2011) bahwa ketika Lambung Mangkurat mengajak Putri Junjung Buih untuk naik ke darat, sang putri menolak. Ia lebih dahulu minta dibangunkan balai (rumah suci) yang terbuat dari batung batulis (bertulis). Maka Lambung Mangkurat beserta rakyat mengerahkan tenaga untuk mencari pohon batung batulis tersebut. Ternyata adanya di hutan gunung Batu Piring Balangan. Tetapi pohon itu dijaga oleh dua orang raksasa yang ganas.
Lambung Mangkurat menugaskan Patih Pembalah Batung, seorang yang sakti dan berani untuk mengatasinya. Maka sang patih ini pun berkelahi dan akhirnya berhasil mengalahkan kedua raksasa untuk selanjutnya membawa batung batulis ke Kuripan ibukota Negaradipa guna membangun rumah suci bagi putri Junjung Buih. Untuk mengenang peristiwa ini, belakangan dibangun hotel di Banjarmasin dan Banjarbaru dengan nama Hotel Batung Batulis, dan di Amuntai, ibukota Kabupaten Hulu Sungai Utara diabadikan menjadi nama RSUD Pembalah Batung.
Selesai
Baca lebih jelas di buku "Tokoh Banjar dalam Sejarah (Antara Legenda dan Kisah Nyata)" Oleh: Ahmad Barjie B. CV Rahmat Hafiz Al Mubaraq, Banjarmasin. Tahun 2013