Contoh Teks Ulasan Film "Dilan 1991" (2019)
Teks Ulasan merupakan teks yang berisi ulasan mengenai suatu karya. Namanya juga ulasan, di dalamnya terdapat opini-opini pribadi penulisnya. Opini itu ditulis untuk mengulas fakta yang dijadikan ulasan.
Teks Ulasan memiliki struktur:
1) Identitas karya, berisi data-data identitas secara umum.
2) Orientasi, berisi pengenalan tentang gambaran umum mengenai sebuah karya (film dan drama) yang akan diulas. Gambaran umum ini menyiapkan "latar belakang" bagi pembaca mengenai apa yang akan diulas.
3) Sinopsis, berisi gambaran detail mengenai sebuah karya (film dan drama) yang diulas, misalnya bagian-bagian dari hasil karya, keunikan, keunggulan, kualitas, dan sebagainya.
4) Evaluasi, berisi pandangan dari pengulas mengenai hasil karya yang diulas. Hal ini dilakukan setelah melakukan tafsiran yang cukup terhadap hasil karya tersebut. Pada bagran ini penulis akan menyebutkan bagian yang bernilai (kelebihan) atau bagian yang kurang bernilai (kekurangan) dari suatu karya (film dan drama).
5) Rekomendasi, berisi kesimpulan dari ulasan terhadap suatu karya (film dan drama). Bagian ini juga memuat komentar penulis apakah hasil karya tersebut bernilai/berkualitas atau tidak untuk ditonton/disaksikan.
Berikut contoh teks ulasan film:
Judul: Dilan 1991
Jenis Film : Drama
Produser : Ody Mulya Hidayat
Sutradara : Fajar Bustomi, Pidi Baiq
Pemain : Iqbaal Ramadhan, Vanesha Prescilla, Giulio Parengkuan, Omara Esteghlal, Zara 'JKT48', Yoriko Angeline, Happy Salma, Ira Wibowo, Farhan, Maudy Koesnaedi, Bucek, Roy Sungkono, Andovi da Lopez, dan Jerome Kurnia
Penulis : Pidi Baiq, Titien Wattimena
Produksi : MAX Pictures
Disutradarai oleh Fajar Bustomi dan Pidi Baiq, Dilan 1991 dibintangi oleh Iqbaal Ramadhan, Vanesha Prescilla, Debo Andryos, Giulio Parengkuan, Zulfa Maharani, Omara Esteghlal (Piyan), Zara 'JKT48', Yoriko Angeline, Gusti Rayhan (Akew), Happy Salma, Ira Wibowo, dan Farhan. Beberapa wajah baru turut mewarnai sekuel Dilan ini. Di antaranya ada Maudy Koesnaedi (Tante Anis-ibu Hugo), Bucek (ayah Dilan), Roy Sungkono (Bang Fariz), Andovi da Lopez (Mas Herdi), dan Jerome Kurnia (Hugo).
Manisnya kisah cinta remaja SMA menjadi suguhan utama dalam film Dilan 1991 yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Pidi Baiq. Film yang berlatar di Kota Bandung tahun 1991 ini memberi gambaran bagaimana naik-turun kisah asmara Dilan dan Milea.
Dikisahkan, sejak resmi berpacaran pada 22 Desember 1990, Milea (Vanesha Prescilla) dan Dilan (Iqbaal Ramadhan) mengalami banyak peristiwa mengharu-biru yang mewarnai hidup mereka. Dilan yang masih saja setia dengan geng motornya dan Milea yang berusaha keras supaya Dilan terlepas dari aktivitas yang dipandangnya berbahaya itu.
Konflik yang berujung pada renggangnya hubungan mereka walau sebenarnya masih saling merindukan, ditambah perjodohan keluarga Milea saat hubungan keduanya pasang-surut, merupakan bagian kisah Dilan 1991.
Kecemburuan Dilan terhadap Hugo (Jerome Kurnia), orang yang dijodohkan dengan Milea, sempat pula ditahan polisi, adalah bagian dari kisah Dilan 1991 yang bakal mencabik-cabik perasaan penonton.
Perjalanan hubungan mereka memang indah. Namun ternyata tak harus bersatu di balik tirai perkawinan. Dilan, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, selalu bisa membuat Milea percaya bahwa Dilan adalah memang Dilannya. Walau kini ia telah bersama Herdi (Andovi da Lopez), namun Milea tetap mengenang Dilan sebagai Dilan yang apa adanya yang selalu membuat hatinya berbunga.
Film yang diarahkan oleh sutradara Fajar Bustomi dengan keterlibatan langsung dari sang empunya cerita, Pidi Baiq, membuat Dilan 1991 menjadi adaptasi yang cukup baik. Meski diakui sutradara ada beberapa bagian dari novel yang terpaksa ditinggal namun benang merah cerita tetap dapat diwujudkan.
Terlebih, kisah Dilan 1991 sendiri memang sudah memiliki cerita yang kuat. Dalam hal ini, penulis naskah Titien Wattimena masih bisa melanjutkan dialog di film tetap memiliki jiwa seperti di novelnya.
Penggambaran kehidupan remaja di masa SMA pun masih terasa masuk akal. Dari tingkah nakal remaja yang membolos, berpakaian tidak rapi, memiliki konflik dengan guru atau teman sebaya dan lainnya.
Peran Iqbaal yang di sekuel sebelumnya sempat diragukan terbilang cukup berhasil menjelma sebagai Dilan. Pada beberapa adegan di Dilan 1991, Iqbaal masih mampu 'berbicara' sebagai karakter Dilan dengan baik. Ya, Dilan dengan rayuan sederhana yang membuat Milea meleleh.
Selain itu, akting Vanesha juga memberi kesan yang baik. Dia mampu membawakan karakter Milea sesuai ekspektasi. Ekspresinya sebagai remaja yang polos pun tidak berlebihan.
Agak disayangkan, setelah setahun berlalu sejak syuting film Dilan 1990, tubuh para pemain nampak berubah. Iqbal sempat harus menurunkan 12 kilo berat tubuhnya. Pipi Iqbal juga nampak sedikit tembem.
Pendekatan untuk latar tahun 1990-an digambarkan cukup pas dengan suasana kota Bandung yang masih sepi sebelum dipadati kendaraan. Namun sayangnya, riasan para pemain yang diceritakan masih siswa SMA itu menjadi kelemahan film ini. Riasan wajah pemain terlihat berlebihan dan tidak natural.
Secara keseluruhan, film yang dirilis pada tanggal 28 Februari 2019 ini setidaknya terasa tepat untuk menjadi hiburan bagi para remaja dan masih dapat dinikmati untuk sekadar bernostalgia.
"Kalau aku seorang presiden yang harus mencintai semua rakyatnya, maaf aku tak bisa. Karena aku hanya mencintai Milea..."
Video: Youtube
STRUKTUR:
1) Identitas karya: "Judul:..."
2) Orientasi: "Film Dilan 1991 merupakan..."
3) Sinopsis: "Dikisahkan,..."
4) Evaluasi: "Film yang diarahkan oleh..."
5) Rekomendasi: "Secara keseluruhan,..."
Sumber referensi: berbagai sumber
Tag: #review, sinopsis, ulasan, resensi film, dilan 1990, dilan 1991, kelemahan dan kelebihan film dilan
Teks Ulasan memiliki struktur:
1) Identitas karya, berisi data-data identitas secara umum.
2) Orientasi, berisi pengenalan tentang gambaran umum mengenai sebuah karya (film dan drama) yang akan diulas. Gambaran umum ini menyiapkan "latar belakang" bagi pembaca mengenai apa yang akan diulas.
3) Sinopsis, berisi gambaran detail mengenai sebuah karya (film dan drama) yang diulas, misalnya bagian-bagian dari hasil karya, keunikan, keunggulan, kualitas, dan sebagainya.
4) Evaluasi, berisi pandangan dari pengulas mengenai hasil karya yang diulas. Hal ini dilakukan setelah melakukan tafsiran yang cukup terhadap hasil karya tersebut. Pada bagran ini penulis akan menyebutkan bagian yang bernilai (kelebihan) atau bagian yang kurang bernilai (kekurangan) dari suatu karya (film dan drama).
5) Rekomendasi, berisi kesimpulan dari ulasan terhadap suatu karya (film dan drama). Bagian ini juga memuat komentar penulis apakah hasil karya tersebut bernilai/berkualitas atau tidak untuk ditonton/disaksikan.
Berikut contoh teks ulasan film:
Judul: Dilan 1991
Jenis Film : Drama
Produser : Ody Mulya Hidayat
Sutradara : Fajar Bustomi, Pidi Baiq
Pemain : Iqbaal Ramadhan, Vanesha Prescilla, Giulio Parengkuan, Omara Esteghlal, Zara 'JKT48', Yoriko Angeline, Happy Salma, Ira Wibowo, Farhan, Maudy Koesnaedi, Bucek, Roy Sungkono, Andovi da Lopez, dan Jerome Kurnia
Penulis : Pidi Baiq, Titien Wattimena
Produksi : MAX Pictures
Tujuan pacaran adalah untuk putus. Bisa karena menikah, bisa karena berpisah (Pidi Baiq)Film Dilan 1991 merupakan film lanjutan (sekuel) Dilan 1990 yang sukses menjadi film Indonesia kedua terlaris sepanjang masa dengan 6.315.664 juta penontoh, sekaligus terlaris sepanjang tahun 2018. Film Dilan 1991 sendiri, ditonton sebanyak 5.253.411 pasang mata dan menjadi film terlaris ketiga sepanjang masa.
Disutradarai oleh Fajar Bustomi dan Pidi Baiq, Dilan 1991 dibintangi oleh Iqbaal Ramadhan, Vanesha Prescilla, Debo Andryos, Giulio Parengkuan, Zulfa Maharani, Omara Esteghlal (Piyan), Zara 'JKT48', Yoriko Angeline, Gusti Rayhan (Akew), Happy Salma, Ira Wibowo, dan Farhan. Beberapa wajah baru turut mewarnai sekuel Dilan ini. Di antaranya ada Maudy Koesnaedi (Tante Anis-ibu Hugo), Bucek (ayah Dilan), Roy Sungkono (Bang Fariz), Andovi da Lopez (Mas Herdi), dan Jerome Kurnia (Hugo).
Manisnya kisah cinta remaja SMA menjadi suguhan utama dalam film Dilan 1991 yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Pidi Baiq. Film yang berlatar di Kota Bandung tahun 1991 ini memberi gambaran bagaimana naik-turun kisah asmara Dilan dan Milea.
Dikisahkan, sejak resmi berpacaran pada 22 Desember 1990, Milea (Vanesha Prescilla) dan Dilan (Iqbaal Ramadhan) mengalami banyak peristiwa mengharu-biru yang mewarnai hidup mereka. Dilan yang masih saja setia dengan geng motornya dan Milea yang berusaha keras supaya Dilan terlepas dari aktivitas yang dipandangnya berbahaya itu.
Konflik yang berujung pada renggangnya hubungan mereka walau sebenarnya masih saling merindukan, ditambah perjodohan keluarga Milea saat hubungan keduanya pasang-surut, merupakan bagian kisah Dilan 1991.
Kecemburuan Dilan terhadap Hugo (Jerome Kurnia), orang yang dijodohkan dengan Milea, sempat pula ditahan polisi, adalah bagian dari kisah Dilan 1991 yang bakal mencabik-cabik perasaan penonton.
Perjalanan hubungan mereka memang indah. Namun ternyata tak harus bersatu di balik tirai perkawinan. Dilan, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, selalu bisa membuat Milea percaya bahwa Dilan adalah memang Dilannya. Walau kini ia telah bersama Herdi (Andovi da Lopez), namun Milea tetap mengenang Dilan sebagai Dilan yang apa adanya yang selalu membuat hatinya berbunga.
Film yang diarahkan oleh sutradara Fajar Bustomi dengan keterlibatan langsung dari sang empunya cerita, Pidi Baiq, membuat Dilan 1991 menjadi adaptasi yang cukup baik. Meski diakui sutradara ada beberapa bagian dari novel yang terpaksa ditinggal namun benang merah cerita tetap dapat diwujudkan.
Terlebih, kisah Dilan 1991 sendiri memang sudah memiliki cerita yang kuat. Dalam hal ini, penulis naskah Titien Wattimena masih bisa melanjutkan dialog di film tetap memiliki jiwa seperti di novelnya.
Penggambaran kehidupan remaja di masa SMA pun masih terasa masuk akal. Dari tingkah nakal remaja yang membolos, berpakaian tidak rapi, memiliki konflik dengan guru atau teman sebaya dan lainnya.
Peran Iqbaal yang di sekuel sebelumnya sempat diragukan terbilang cukup berhasil menjelma sebagai Dilan. Pada beberapa adegan di Dilan 1991, Iqbaal masih mampu 'berbicara' sebagai karakter Dilan dengan baik. Ya, Dilan dengan rayuan sederhana yang membuat Milea meleleh.
Selain itu, akting Vanesha juga memberi kesan yang baik. Dia mampu membawakan karakter Milea sesuai ekspektasi. Ekspresinya sebagai remaja yang polos pun tidak berlebihan.
Agak disayangkan, setelah setahun berlalu sejak syuting film Dilan 1990, tubuh para pemain nampak berubah. Iqbal sempat harus menurunkan 12 kilo berat tubuhnya. Pipi Iqbal juga nampak sedikit tembem.
Pendekatan untuk latar tahun 1990-an digambarkan cukup pas dengan suasana kota Bandung yang masih sepi sebelum dipadati kendaraan. Namun sayangnya, riasan para pemain yang diceritakan masih siswa SMA itu menjadi kelemahan film ini. Riasan wajah pemain terlihat berlebihan dan tidak natural.
Secara keseluruhan, film yang dirilis pada tanggal 28 Februari 2019 ini setidaknya terasa tepat untuk menjadi hiburan bagi para remaja dan masih dapat dinikmati untuk sekadar bernostalgia.
"Kalau aku seorang presiden yang harus mencintai semua rakyatnya, maaf aku tak bisa. Karena aku hanya mencintai Milea..."
STRUKTUR:
1) Identitas karya: "Judul:..."
2) Orientasi: "Film Dilan 1991 merupakan..."
3) Sinopsis: "Dikisahkan,..."
4) Evaluasi: "Film yang diarahkan oleh..."
5) Rekomendasi: "Secara keseluruhan,..."
Sumber referensi: berbagai sumber
Tag: #review, sinopsis, ulasan, resensi film, dilan 1990, dilan 1991, kelemahan dan kelebihan film dilan