Contoh Berita tentang Covid-19 yang Mengandung Unsur 5W+1H (Adik Simba)
Dalam menyimak berita kita harus memahami isi berita dengan memerhatikan pokok-pokok beritanya. Pokok-pokok berita itu dapat kita tentukan dengan berpedoman pada unsur 5W1H, what, where, when, who, why, how. Dalam bahasa Indonesia: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, bagaimana (disingkat Adik Simba). Kita menentukan apa yang diberitakan, di mana peristiwa itu terjadi, kapan terjadi, siapa saja yang terlibat, mengapa terjadi, dan bagaimana peristiwanya. Simak contoh berita bertema Covid-19 berikut:
Media online, Tribunnews.com melaporkan, berdasarkan rilis Kementerian Kesehatan, kasus harian Covid-19 di Indonesia pada hari Senin (26/7/2021) hingga pukul 12.00 WIB, bertambah sebanyak 28.228. Dengan penambahan tersebut, maka total kasus positif Covid-19 di Indonesia menjadi 3.194.773. Sementara ada 40.374 pasien yang dinyatakan sembuh sehingga hingga saat ini total berjumlah 2.549.692 orang.
Di sisi lain, angka kematian harian masih terbilang tinggi. Pemerintah juga menyatakan ada 1.487 pasien Corona yang meninggal dunia hari ini sehingga totalnya berjumlah 84.766 orang.
Sementara, alodokter.com melansir, kematian paling banyak terjadi pada penderita COVID-19 yang berusia 80 tahun ke atas, dengan persentase mencapai 21,9%. Mengapa lansia lebih rentan terhadap Virus Corona? Tentu, seiring pertambahan usia, tubuh akan mengalami berbagai penurunan akibat proses penuaan, mulai dari menurunnya produksi pigmen warna rambut, produksi hormon, kekenyalan kulit, massa otot, kepadatan tulang, kekuatan gigi, hingga fungsi organ-organ tubuh. Sistem imun sebagai pelindung tubuh pun tidak bekerja sekuat ketika masih muda. Inilah alasan mengapa orang lanjut usia (lansia) rentan terserang berbagai penyakit, termasuk COVID-19 yang disebabkan oleh virus Corona.
Selain itu, tidak sedikit lansia yang memiliki penyakit kronis, seperti penyakit jantung, diabetes, asma, atau kanker. Hal ini bisa meningkatkan risiko atau bahaya infeksi virus Corona. Komplikasi yang timbul akibat COVID-19 juga akan lebih parah bila penderitanya sudah memiliki penyakit-penyakit tersebut.
Guna menekan kenaikan kasus positif virus corona (Covid-19) tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun mengumumkan perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Level 4 di sejumlah wilayah Pulau Jawa dan Bali hingga 2 Agustus (PPKM Jawa Bali). "Dengan mempertimbangkan aspek kesehatan, aspek ekonomi, dan dinamika sosial. Saya memutuskan untuk melanjutkan penerapan PPKM Level 4 dari 26 Juli sampai dengan 2 Agustus 2021," kata Jokowi melalui tayangan YouTube Sekretariat Presiden dikutip pada Minggu (25/7/2021), seperti dilaporkan oleh kompas.com.
Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019, kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19).
Seseorang berusia 55 tahun dari provinsi Hubei, China, diduga adalah orang pertama yang tertular COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh virus Corona baru yang telah menyebar di seluruh dunia. Penelusuran media South China Morning Post menemukan kasus awal tersebut terdeteksi pada 17 November 2019.
Mereka menemukan bahwa setelah kasus 17 November, sekitar satu hingga lima kasus baru dilaporkan setiap hari dan pada 15 Desember, total infeksi mencapai 27. Kasus harian tampaknya telah meningkat setelah itu, dengan jumlah kasus mencapai 60 pada 20 Desember.
Pada 27 Desember, Dr Zhang Jixian, kepala departemen pernapasan di Rumah Sakit Provinsi Hubei, melaporkan kepada pejabat kesehatan di China bahwa virus corona baru yang menyebabkan penyakit COVID-19; pada hari itu, telah menginfeksi lebih dari 180 orang (detik.com).
Indonesia merupakan negara urutan ke-69 yang terjangkit virus mematikan itu. Awalnya, Senin, 2 Maret 2020, presiden Joko Widodo resmi mengumumkan virus corona Wuhan menjangkiti dua warga Indonesia, tepatnya di kota Depok, Jawa Barat. Kedua orang tersebut merupakan seorang ibu berinisial MD (64) dan putrinya, NT (31), yang sempat kontak dengan warga Jepang yang positif mengidap COVID-19. Warga Jepang tersebut baru terdeteksi COVID-19 di Malaysia, setelah meninggalkan Indonesia.
Terjangkitnya kedua warga Depok itu diketahui berawal dari sebuah pesta dansa di Klub Paloma dan Amigos, Jakarta. Peserta acara tersebut bukan hanya warga negara Indonesia saja, tetapi juga multinasional, termasuk warga Jepang yang menetap di Malaysia tersebut.
Sejak itu, wabah korona kemudian merebak dan masih menjangkit hampir seluruh negara di bumi ini hingga kini.
Situasi ini membuat banyak orang khawatir sebab virus Corona dapat menyebar secara cepat. Lalu bagaimana cara penyebaran virus Corona terjadi? Dikutip dari WebMD, berikut cara penyebaran virus Corona yang perlu diwaspadai.
1. Droplet atau aerosol
Ketika orang yang terinfeksi COVID-19 batuk, bersin, atau berbicara, tetesan atau partikel kecil yang disebut aerosol membawa virus ke udara dari hidung atau mulut mereka. Kemudian aerosol tersebut akan dihirup oleh orang yang berada di dekat dirinya.
2. Transmisi udara
Penelitian menunjukkan bahwa virus dapat hidup di udara hingga 3 jam. Cara penyebaran virus Corona dapat terjadi melalui udara yaitu ketika seseorang menghirup udara dari orang yang terinfeksi COVID-19. Kemudian virus akan masuk ke paru-paru.
3. Transmisi permukaan
Penularan virus Corona dapat terjadi saat seseorang menyentuh permukaan tempat seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin. Mungkin saja, Anda menyentuh meja atau gagang pintu yang terkontaminasi virus Corona lalu menyentuh hidung, mulut, atau mata. Virus dapat hidup di permukaan seperti plastik dan baja tahan karat selama 2 hingga 3 hari. Untuk mencegah penularan, bersihkan dan desinfeksi semua meja dapur, kenop, dan permukaan lain yang sering disentuh beberapa kali sehari.
4. Fecal-oral atau limbah manusia
Cara penyebaran virus Corona dapat terjadi pada fecal-oral atau kotoran manusia. Sebuah studi menunjukkan bahwa partikel virus dapat ditemukan di kotoran orang yang terinfeksi COVID-19.
Hingga saat ini, belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan infeksi virus Corona. Oleh sebab itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengimbau agar masyarakat tidak memandang sepele penyakit ini dan senantiasa melakukan tindakan pencegahan. Salah satunya adalah dengan menerapkan social distancing. Selain itu, kini berbagai penelitian dan uji klinis vaksin COVID-19 juga sedang dilakukan. Vaksin tersebut diharapkan dapat memberikan pencegahan terhadap penyakit COVID-19.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi virus Corona, di antaranya:
1. Mencuci tangan dengan benar
2. Menggunakan masker
3. Menjaga daya tahan tubuh
4. Menerapkan physical distancing dan isolasi mandiri
5. Membersihkan rumah dan melakukan disinfeksi secara rutin
Selain beberapa cara di atas, kini COVID-19 juga bisa dicegah dengan pemberian vaksin COVID-19. Agar vaksin bisa bekerja lebih efektif, ada beberapa hal yang perlu Anda lakukan sebelum dan setelah mendapatkan vaksin COVID-19.
Bila Anda dikategorikan sebagai pasien suspek atau probable COVID-19, yang ditandai dengan gejala flu, seperti batuk, demam, dan pilek, yang disertai lemas dan sesak napas, apalagi bila dalam 2 minggu terakhir Anda bepergian ke daerah atau negara yang terjangkit infeksi virus Corona, segeralah periksakan diri ke dokter agar dapat dipastikan penyebabnya dan diberikan penanganan yang tepat.
Bagaimana menentukan pokok-pokok beritanya? Silakan simak videonya di SINI (Silakan KLIK)
Sumber referensi:
https://money.kompas.com/read/2021/07/25/203155026/ppkm-level-4-artinya-apa-simak-penjelasan-aturannya?page=all.
https://www.alodokter.com/alasan-mengapa-lansia-lebih-rentan-terhadap-virus-corona
https://stoppneumonia.id/informasi-tentang-virus-corona-novel-coronavirus/
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5004285/dugaan-kasus-pertama-virus-corona-di-china-terdeteksi-pada-november-2019
https://www.tribunnews.com/corona/2021/07/26/sebaran-28228-kasus-baru-covid-19-di-indonesia-hari-ini-terbanyak-di-jabar-jateng-dan-jawa-timur.
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5342340/4-cara-penyebaran-virus-corona-yang-perlu-diwaspadai
https://www.alodokter.com/ketahui-cara-untuk-mencegah-penularan-virus-corona
Editor: admin
Media online, Tribunnews.com melaporkan, berdasarkan rilis Kementerian Kesehatan, kasus harian Covid-19 di Indonesia pada hari Senin (26/7/2021) hingga pukul 12.00 WIB, bertambah sebanyak 28.228. Dengan penambahan tersebut, maka total kasus positif Covid-19 di Indonesia menjadi 3.194.773. Sementara ada 40.374 pasien yang dinyatakan sembuh sehingga hingga saat ini total berjumlah 2.549.692 orang.
Di sisi lain, angka kematian harian masih terbilang tinggi. Pemerintah juga menyatakan ada 1.487 pasien Corona yang meninggal dunia hari ini sehingga totalnya berjumlah 84.766 orang.
Sementara, alodokter.com melansir, kematian paling banyak terjadi pada penderita COVID-19 yang berusia 80 tahun ke atas, dengan persentase mencapai 21,9%. Mengapa lansia lebih rentan terhadap Virus Corona? Tentu, seiring pertambahan usia, tubuh akan mengalami berbagai penurunan akibat proses penuaan, mulai dari menurunnya produksi pigmen warna rambut, produksi hormon, kekenyalan kulit, massa otot, kepadatan tulang, kekuatan gigi, hingga fungsi organ-organ tubuh. Sistem imun sebagai pelindung tubuh pun tidak bekerja sekuat ketika masih muda. Inilah alasan mengapa orang lanjut usia (lansia) rentan terserang berbagai penyakit, termasuk COVID-19 yang disebabkan oleh virus Corona.
Selain itu, tidak sedikit lansia yang memiliki penyakit kronis, seperti penyakit jantung, diabetes, asma, atau kanker. Hal ini bisa meningkatkan risiko atau bahaya infeksi virus Corona. Komplikasi yang timbul akibat COVID-19 juga akan lebih parah bila penderitanya sudah memiliki penyakit-penyakit tersebut.
Guna menekan kenaikan kasus positif virus corona (Covid-19) tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun mengumumkan perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Level 4 di sejumlah wilayah Pulau Jawa dan Bali hingga 2 Agustus (PPKM Jawa Bali). "Dengan mempertimbangkan aspek kesehatan, aspek ekonomi, dan dinamika sosial. Saya memutuskan untuk melanjutkan penerapan PPKM Level 4 dari 26 Juli sampai dengan 2 Agustus 2021," kata Jokowi melalui tayangan YouTube Sekretariat Presiden dikutip pada Minggu (25/7/2021), seperti dilaporkan oleh kompas.com.
Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019, kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19).
Seseorang berusia 55 tahun dari provinsi Hubei, China, diduga adalah orang pertama yang tertular COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh virus Corona baru yang telah menyebar di seluruh dunia. Penelusuran media South China Morning Post menemukan kasus awal tersebut terdeteksi pada 17 November 2019.
Mereka menemukan bahwa setelah kasus 17 November, sekitar satu hingga lima kasus baru dilaporkan setiap hari dan pada 15 Desember, total infeksi mencapai 27. Kasus harian tampaknya telah meningkat setelah itu, dengan jumlah kasus mencapai 60 pada 20 Desember.
Pada 27 Desember, Dr Zhang Jixian, kepala departemen pernapasan di Rumah Sakit Provinsi Hubei, melaporkan kepada pejabat kesehatan di China bahwa virus corona baru yang menyebabkan penyakit COVID-19; pada hari itu, telah menginfeksi lebih dari 180 orang (detik.com).
Indonesia merupakan negara urutan ke-69 yang terjangkit virus mematikan itu. Awalnya, Senin, 2 Maret 2020, presiden Joko Widodo resmi mengumumkan virus corona Wuhan menjangkiti dua warga Indonesia, tepatnya di kota Depok, Jawa Barat. Kedua orang tersebut merupakan seorang ibu berinisial MD (64) dan putrinya, NT (31), yang sempat kontak dengan warga Jepang yang positif mengidap COVID-19. Warga Jepang tersebut baru terdeteksi COVID-19 di Malaysia, setelah meninggalkan Indonesia.
Terjangkitnya kedua warga Depok itu diketahui berawal dari sebuah pesta dansa di Klub Paloma dan Amigos, Jakarta. Peserta acara tersebut bukan hanya warga negara Indonesia saja, tetapi juga multinasional, termasuk warga Jepang yang menetap di Malaysia tersebut.
Sejak itu, wabah korona kemudian merebak dan masih menjangkit hampir seluruh negara di bumi ini hingga kini.
Situasi ini membuat banyak orang khawatir sebab virus Corona dapat menyebar secara cepat. Lalu bagaimana cara penyebaran virus Corona terjadi? Dikutip dari WebMD, berikut cara penyebaran virus Corona yang perlu diwaspadai.
1. Droplet atau aerosol
Ketika orang yang terinfeksi COVID-19 batuk, bersin, atau berbicara, tetesan atau partikel kecil yang disebut aerosol membawa virus ke udara dari hidung atau mulut mereka. Kemudian aerosol tersebut akan dihirup oleh orang yang berada di dekat dirinya.
2. Transmisi udara
Penelitian menunjukkan bahwa virus dapat hidup di udara hingga 3 jam. Cara penyebaran virus Corona dapat terjadi melalui udara yaitu ketika seseorang menghirup udara dari orang yang terinfeksi COVID-19. Kemudian virus akan masuk ke paru-paru.
3. Transmisi permukaan
Penularan virus Corona dapat terjadi saat seseorang menyentuh permukaan tempat seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin. Mungkin saja, Anda menyentuh meja atau gagang pintu yang terkontaminasi virus Corona lalu menyentuh hidung, mulut, atau mata. Virus dapat hidup di permukaan seperti plastik dan baja tahan karat selama 2 hingga 3 hari. Untuk mencegah penularan, bersihkan dan desinfeksi semua meja dapur, kenop, dan permukaan lain yang sering disentuh beberapa kali sehari.
4. Fecal-oral atau limbah manusia
Cara penyebaran virus Corona dapat terjadi pada fecal-oral atau kotoran manusia. Sebuah studi menunjukkan bahwa partikel virus dapat ditemukan di kotoran orang yang terinfeksi COVID-19.
Hingga saat ini, belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan infeksi virus Corona. Oleh sebab itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengimbau agar masyarakat tidak memandang sepele penyakit ini dan senantiasa melakukan tindakan pencegahan. Salah satunya adalah dengan menerapkan social distancing. Selain itu, kini berbagai penelitian dan uji klinis vaksin COVID-19 juga sedang dilakukan. Vaksin tersebut diharapkan dapat memberikan pencegahan terhadap penyakit COVID-19.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi virus Corona, di antaranya:
1. Mencuci tangan dengan benar
2. Menggunakan masker
3. Menjaga daya tahan tubuh
4. Menerapkan physical distancing dan isolasi mandiri
5. Membersihkan rumah dan melakukan disinfeksi secara rutin
Selain beberapa cara di atas, kini COVID-19 juga bisa dicegah dengan pemberian vaksin COVID-19. Agar vaksin bisa bekerja lebih efektif, ada beberapa hal yang perlu Anda lakukan sebelum dan setelah mendapatkan vaksin COVID-19.
Bila Anda dikategorikan sebagai pasien suspek atau probable COVID-19, yang ditandai dengan gejala flu, seperti batuk, demam, dan pilek, yang disertai lemas dan sesak napas, apalagi bila dalam 2 minggu terakhir Anda bepergian ke daerah atau negara yang terjangkit infeksi virus Corona, segeralah periksakan diri ke dokter agar dapat dipastikan penyebabnya dan diberikan penanganan yang tepat.
Bagaimana menentukan pokok-pokok beritanya? Silakan simak videonya di SINI (Silakan KLIK)
Sumber referensi:
https://money.kompas.com/read/2021/07/25/203155026/ppkm-level-4-artinya-apa-simak-penjelasan-aturannya?page=all.
https://www.alodokter.com/alasan-mengapa-lansia-lebih-rentan-terhadap-virus-corona
https://stoppneumonia.id/informasi-tentang-virus-corona-novel-coronavirus/
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5004285/dugaan-kasus-pertama-virus-corona-di-china-terdeteksi-pada-november-2019
https://www.tribunnews.com/corona/2021/07/26/sebaran-28228-kasus-baru-covid-19-di-indonesia-hari-ini-terbanyak-di-jabar-jateng-dan-jawa-timur.
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5342340/4-cara-penyebaran-virus-corona-yang-perlu-diwaspadai
https://www.alodokter.com/ketahui-cara-untuk-mencegah-penularan-virus-corona
Editor: admin
Posting Komentar untuk "Contoh Berita tentang Covid-19 yang Mengandung Unsur 5W+1H (Adik Simba)"
Posting Komentar
Silakan ambil manfaat dan jika ada pertanyaan, silakan tulis di form komentar.
Terima kasih atas komentar yang sopan dan menyejukkan.